Buni Yani (kanan) dan Anies Baswedan (keempat dari kiri). (Istimewa) Guntur Romli mengungkap nama yang dilaporkan tim relawan Ahok-Djarot ke...
Buni Yani (kanan) dan Anies Baswedan (keempat dari kiri). (Istimewa) |
Guntur Romli mengungkap nama yang dilaporkan tim relawan Ahok-Djarot ke Bareskrim Polri. Guntur yang juga salah satu anggota Timses menyampaikan bahwa nama Buni Yani dilaporkan atas dugaan pemotongan ucapan Ahok di video terkait surat Al Maidah.
“Kemarin sudah dilaporkan tim, tim relawan. Buni Yani,” jelas Guntur usai diskusi Polemik Radio Sindotrijaya di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (8/10/2016).
Guntur kemudian menyebut, Buni Yani ini memiliki kaitan dengan Anies Baswedan. Keduanya merupakan teman dekat.
“Sahabatnya, satu alumni sama Anies Baswedan dekat sama Anies Baswedan. Sebelumnya dia pendukung Ahok, ini karena primordial satu almamater dan sebagainya,” urai dia.
Guntur juga mengungkapkan Buni ini diketahui melakukan dugaan pengeditan video ucapan Ahok setelah dilakukan pelacakan.
“Ini kan dia juga nyebar-nyebar. Kalau kami kritis orang independen kami biarkan aja, tapi kalau punya preferensi ini kan yang harus diusut, bahaya isu SARA kalau ini diangkat,” tegas Guntur.
Sebelumnya, Ketua Kotak Adja Muanas Alaidid mengatakan, suntingan video Ahok yang dipotong dalam akun facebook ‘SBY’ itu telah menimbulkan polemik di masyarakat yang kemudian menjustifikasi Ahok telah melakukan penistaan agama.
“Kami mengurut dan hasil investigasi kita menemukan bermula dari akun facebook bernama ‘SBY’. SBY bukan mantan presiden kita, tapi namanya Si Buni Yani,” ujar Muanas kepada wartawan usai melapor di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/10/2016).
Muanas mengatakan, akun facebook tersebut telah memotong durasi video Ahok menjadi 31 detik dari total durasi utuh selama 1 jam 48 menit. Potongan durasi itulah yang kemudian diposting pemilik akun dengan menambahkan status yang bernada provokatif.
“Kita sudah siapkan bukti asli begitu juga bukti durasi 31 detik. Kemudian itu dipotong dan diberi kata-kata yang provokatif. Ditulis sama dia ‘apakah ini penistaan agama. Apakah ibu bapak pemilih (muslim) dibohongi Al Maidah ayat 51 dan masuk neraka bapak ibu dibohongi’,” terang Muanas.
Sementara itu dalam laman akun twitternya Buni Yani juga sudah berkomentar. Dia menyampaikan tidak melakukan pemelintiran video.
“Pendukungnya yang bodoh langsung percaya Guntur. Di mana letak melintirnya? Saya khatam baca UU ITE, Pers, Penyiaran. Saya tak bodoh mau masuk penjara,” kicau Buni di akun twitter @BuniYani.